"Kamu milikku tapi aku tidak ingin ada status terikat diantara kita berdua." Argio _______ Berawal dari menawarkan dirinya pada seorang pria kaya raya untuk membiaya pengobatan sang ibu. Rela melakukan apapun untuk mendapatkan uang, membuat Naya terjebak dalam permasalahan yang membuat hidupnya yang awalnya tenang dan damai kini berubah penuh air mata dan bathin yang tersiksa karna keputusannya sendiri. Menjadi simpanan Argio Andreas tanpa ada status yang mengikat keduanya sampai membuat Naya mengandung anak dari Argio. Namun, tidak ada niatan dari pria itu untuk menikahi Naya sebagai pertanggungjawaban atas anak yang dikandung. Argio ingin Naya tetap bersamanya tanpa harus ada ikatan diantara keduanya.Apakah Argio akan terus menjadikan Naya wanita simpanannya yang kini mengandung anaknya? Atau Naya memilih melarikan diri dan menjauh dari kehidupan Argio yang hanya menganggap Naya kantong bayi dan pemuas hasrat pria itu?
View More"Naya!" Argio melangkah lebar mengejar Naya dan dengan cepat meraih pergelangan tangan wanita itu. Langkah Naya terhenti ketika Argio mencekal pergelangan tangannya."Aku tahu tidak mudah bagimu melupakan semua yang telah aku lakukan. Aku tidak tahu harus bagaimana lagi meminta maaf atas luka yang pernah aku berikan," ucap Argio penuh menyesalan. Naya memejamkan matanya sejenak. Ia mengigit bibir bawahnya kelu. Argio menarik Naya hingga jarak mereka berdua semakin terkikis. Ia memegang dagu Naya lalu mengangkatnya agar menatap dirinya."Nay, mungkin aku tidak bisa mengubah masa lalu yang kita lewati menjadi manis, tapi aku berjanji akan membahagiakanmu di masa sekarang. Aku sangat-sangat menginginkanmu menjadi istriku bukan karna ada Levin diantara kita berdua. Tapi aku siap menunggumu selama apapun asalkan kamu menerima pernikahan yang aku tawarkan." Naya menundukkan kepalanya sambil meremas ujung bajunya. "Ini bukan hanya tentang penyesalan dan penderitaan yang kamu berikan, ta
"Tentu, pasti Naya menerimaku. Iya' kan Naya?" Argio menoleh menatap Naya di sampingnya.Wanita itu terdiam tidak menjawab pertanyaan Argio. Ia menatap semua orang yang memusatkan tatapan pada dirinya. Argio tampak tak sabaran menunggu jawaban yang keluar dari mulut Naya. Namun, raut wajah pria itu langsung berubah ketika Naya bangkit dari sofa lalu pergi begitu saja meninggalkan ketiganya yang menatap penuh keheranan pada Naya."Sepertinya Naya menolakmu," timpal Caesa tanpa memikirkan perasaan Argio. "Bun!" tegur Arga pada sang bunda.Raut wajah Argio yang berbinar-binar kini langsung berubah. Pria itu langsung bangkit dari tempat duduknya lalu menyusul Naya yang berlari menuju ke kamar di lantai dua. Naya menutup pintu kamar lalu menguncinya. Ia menyandarkan tubuhnya di belakang pintu dengan perasaan yang berkecamuk.Bukan, ia tidak menolak niat baik Argio hanya saja ia belum siap apalagi ibunya sangat membenci sosok Argio. Dan sekarang restu ibunya menjadi pembatas antara dirinya
Caesa beranjak dari dalam kamar tersebut, dengan membawa rasa kecewa dan marah yang bercampur jadi satu dalam benaknya. Orang tua mana yang tak kecewa saat tahu putranya sudah melakukan hubungan terlarang hingga membuahkan nyawa kecil. Naya menatap kepergian wanita paruh baya itu dengan wajah mendung. "Tidak apa-apa, jangan masukkan ke dalam hati ucapan Bunda yang menyakitkan mu. Bunda hanya kecewa, setelah itu dia akan memaafkan kesalahan kita berdua," ucap Argio berusaha menenangkan. Naya mendongak menatap Argio di sampingnya. "Aku takut orang tuamu membenciku," balas Naya tampak gelisah. Apalagi melihat sorot mata Caesa yang menyiratkan kemarahan padanya.Argio mengulas senyum lalu tangan kanannya mengusap punggung Naya lembut."Percayalah padaku, semuanya akan baik-baik saja. Yang patut disalahkan dalam masalah ini adalah aku."Naya menatap lekat wajah Argio. Pria itu tampak tenang seolah masalah yang tengah di hadapi sekarang tidak terlalu rumit. Cara bicara Argio terdengar lemb
Rio yang tertawa penuh kemenangan, kini suara tawa itu langsung lenyap ketika suara tembakkan membuat pria itu langsung tumbang. Aldo membidik Rio tepat di jantungnya. Sepuluh anak buah Argio masuk ke dalam bangunan itu setelah melumpuhkan dua anak buah Rio dengan mudah."Tuan Argio!" Aldo langsung menghampiri sang tuan muda yang sudah tak sadarkan diri.Ikatan di tubuh Naya langsung dilepaskan oleh salah satu anak buah. Wanita itu langsung mendekati Argio. Ia menggoncang tubuh pria itu berharap Argio sadar tapi apa mau dikata kondisi Argio tidak baik-baik saja saat ini. Tembakkan yang Rio berikan membuat Argio kehilangan banyak darah hingga kesadarannya menghilang. "Argio bangun. Bangun!" Naya memeluk tubuh besar Argio tanpa memperdulikan pakaiannya yang melekat darah segar milik pria itu. Rasa sedih dan bersalah merambat dalam benak Naya saat ini. Andai tidak menyelamatkan dirinya Argio tidak akan seperti ini. Rasa takut kehilangan mencengkram kuat hati Naya. "Kalian angkat Tuan
Di tengah kegelapan malam Argio melangkah masuk ke dalam hutan Muson yang disebut oleh pesan dari nomor asing itu. Suara hewan malam membuat suasana semakin mencekam ditambah gemuruh angin cukup kencang dan awan hitam pekat menutupi sinar rembulan. Dengan dibantu pencahayaan dari senter Argio semakin melangkah masuk ke dalam hutan.Wajah pria itu tampak datar, namun auranya sangat mengerikan. Tidak ada sedikitpun ketakutan dalam benak Argio kecuali perasaan menggebu-gebu ingin segera sampai ke tempat tujuan. Beberapa menit berjalan hingga langkah Argio terhenti pada pabrik gula terbengkalai, dari luar saja tampak mengerikan seperti bangunan berhantu. Argio melangkah mendekati bangunan tersebut. Secercah cahaya terlihat dalam pabrik terbengkalai itu, sudah pasti ada orang di sana. Baru hendak melangkah masuk ke dalam pabrik tersebut dua pistol sudah di todong di sisi kanan dan kiri kepala Argio. "Seperti ini cara mainannya," gumam Argio melirik dua pria yang menatap mengintimidasi pa
Naya mendorong Argio hingga tautan bibir mereka berdua terlepas. Wajah wanita itu semakin memerah serta rasa malu yang semakin mendekap dirinya. Argio menyeringai menatap Naya yang tampak salah tingkah. "Aku ingin tidur," ucap Naya buru-buru masuk ke dalam kamar tanpa memperdulikan Argio.Naya mengusap kasar bibirnya yang menyisakan saliva mereka berdua. Seharusnya ia menghindar dan menolak ciuman Argio tapi seolah akal sehatnya sudah menipis membuat ia tidak bisa mengendalikan dirinya. Argio menatap kepergian Naya dengan pandangan yang sulit diartikan.Wanita itu ikut berbaring di samping putranya setelah membereskan piring-piring kotor di atas meja. Baru hendak memejamkan matanya suara langkah sepatu membuat Naya menoleh ke belakang."Apa boleh aku ikut bergabung tidur dengan kalian berdua?" tanya Argio melepaskan jas yang melekat ditubuh kekarnya.Sepertinya pria itu akan tidur sangat nyenyak bila tidur satu kasur dengan mereka berdua."Tidak bisa. Sangat salah bila kamu tidur sat
Naya semakin gugup ketika mobil yang ia tumpangi sudah memasuki area mansion megah yang 5 tahun lalu ia tinggalkan. Tidak ada perubahan sedikit pun dari mansion tersebut, semuanya tetap terlihat sama seperti saat ia tinggalkan. Levin berdecak kagum dengan mata berbinar melihat bangunan megah nan besar itu."Mama, rumahnya mirip istana!" seru Levin tanpa mengalihkan pandangannya dari bangunan itu. Naya hanya tersenyum sambil mengusap puncak kepala putranya. Entahlah, Argio memintanya untuk menginap di mansion ini. Awalnya ia memilih menginap di hotel untuk sementara waktu, ia tidak berani pulang ke Surabaya. Takut Rio akan berbuat hal lebih. Sopir yang mengendarai mobil sedan hitam mewah itu berhenti tepat di depan pelataran mansion."Sudah sampai, Nona," ucap sopir berusia 30 tahunan itu menoleh ke belakang.Naya mengangguk lalu segera keluar dari mobil bersama putranya. Kedatangan mereka berdua sudah di sambut oleh para pelayan yang berjejer rapi di dekat pintu mansion. Seorang kep
"Naya, hey. Lihat aku. Kamu kenapa?" Argio melepaskan pelukan Naya dengan paksa demi meminta penjelasan. Bagaimana tidak, wanita itu datang seperti orang ketakutan disertai tangisan histeris. Levin memeluk tubuh sang mama sambil menangis. Bocah itu tampak terkejut dan shock ketika Naya datang dengan keadaan seperti ini.Naya seolah tak ingin melepaskan pelukannya, namun Argio memaksa membuat ia terpaksa melepaskan pelukan tersebut."Ini kenapa? Siapa yang melakukan ini?" Argio meraih wajah Naya. Tampak jelas memar di wajah wanita tersebut. Naya memalingkan wajahnya tanpa ingin bersuara. Namun, lagi-lagi Argio kembali menangkup wajah Naya. Alis pria itu menukik tajam dengan hati yang memanas. "Katakan siapa yang melakukan ini? Jangan diam saja Naya!" desak Argio memaksa dengan tatapan yang menajam. Mata pria itu terlihat memerah karna amarah yang memuncak, tak terima wanitanya terluka. Sudah jelas seseorang sengaja melakukan kekerasan fisik dengan Naya hingga memar seperti ini."N
"Aku sampai sini mengantarnya," ucap Naya, berhenti di depan pintu toilet. Tidak mungkin ia mengantar Argio sampai ke dalam toilet.Namun, pria itu masih setia melingkarkan tangannya di pinggang Naya seolah tak ingin lepas."Tapi aku tidak sanggup berjalan sendiri, Naya. Kakiku benar-benar sakit," balas Argio setengah merengek.Naya menghela napas panjang. Andai pria itu tidak sakit tidak mungkin ia berbaik hati membantu Argio. Tapi ia juga tidak bisa menyalahkan Argio atas musibah yang pria itu alami. Dengan terpaksa Naya kembali memapah Argio masuk ke dalam toilet apalagi pria itu membawa tiang infus membuat pergerakan mereka berdua sedikit kesulitan.Napas Naya sedikit memburu ketika mendudukkan Argio di closed duduk. Apalagi tubuh Argio cukup berat dan besar sedangkan tubuhnya begitu kecil untuk menahan beban berat dan tubuh besar seperti Argio."Bisa buka celananya sendiri' kan? Aku keluar dulu."Tanpa menunggu balasan Argio, Naya segera keluar dari toilet. Argio tersenyum lebar
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.