Kenapa ranjang ini basah setiap kali aku meninggalkan suami di rumah sendirian? Aku curiga! Saat kuselidiki, sebuah rahasia besar pun akhirnya terbongkar. Ternyata selama ini suamiku...
View More"Kamu penjualan bakso tikus yang ada di seberang, kan?""A-apa?"Angga sangat terkejut saat mendengarkan tuduhan si ibu pemilik kontrakan. Padahal, bukan dia yang melakukannya, akan tetapi fitnah yang ditujukan padanya terus saja bertambah.Pemilik kontrakan itu sebenarnya tidak tahu apapun. Namun, karena rumah Angga cukup dekat dari tempatnya berjualan bakso, maka rumor itu pun sampai ke telinganya."Pokoknya kamu cepetan pergi dari sini, yah! Saya nggak mau nanti jadi bulan-bulanan warga karena kamu tinggal di kontrakan saya," sambung si ibu, masih dengan wajah yang penuh dengan emosi dan menatap jijik pada Angga yang berada tepat di tempatnya.Angga yang sama sekali tidak bersalah itu kemudian mulai membuat alasan. "Bu, sebenarnya semua itu cuma fitnah. Saya juga nggak tahu kenapa tikus itu bisa ada di dalam bakso. Tapi bahkan saya berani bersumpah kalau bakso itu sama sekali nggak saya buat pakai daging tikus."Angga membela diri dengan lantang. Tapi, akankah ibu itu percaya denga
Pria yang memekik karena kepalanya sakit itu kemudian menoleh ke belakang, akan tetapi dia sama sekali tak bisa menemukan siapapun, karena Angga yang menjadi pelaku utama itu sudah bersembunyi terlebih dahulu dan melarikan diri dari sana akibat takut amukannya."Eh, gila aja. Siapa yang udah berani ke kepala orang? Dasar!"Setelah merasa lebih aman, Angga langsung berjalan ke arah lain untuk menghindari pria tersebut dan melarikan diri."Huh, Untung aja deh sama sekali nggak ngelihat aku. Kalau lihat, bisa abis aku!"Angga pun memilih untuk pulang saja saat itu dan menutup hari yang buruk itu dengan rebahan di rumah.***Tiga hari kemudian, Angga memutuskan untuk mencoba berjualan lagi. Dia percaya bahwa rezeki itu sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa, makanya dia sama sekali tidak pernah khawatir tentang kata-kata dan juga upaya orang lain untuk menjatuhkan dirinya."Semoga hari ini nggak ada kejadian yang aneh lagi," pinta Angga, berharap dia tidak akan bertemu dengan masalah hari itu.
"Eh, eh? Ini beneran ada tikus?""Emang tikusnya datang dari mana?""Eh, jijik banget.""Kok bisa, sih?"Semua orang semakin heboh. Padahal, warung Angga terlihat ramai dengan kunjungan orang yang membeludak setiap harinya.Angga bahkan sangat bersyukur karena orang-orang semakin percaya dengan makanan yang ia sajikan. Namun, insiden ini benar-benar membawa mimpi buruk Angga kembali padanya.Dia hanya bisa terpaku di pojokan sambil melihat orang-orang yang saat itu terus saja berteriak ketakutan, karena melihat hewan kecil yang berekor panjang itu.Mereka sama sekali tidak menyangka bahwa hal sedemikian rupa akan terjadi tepat di depan mata mereka."A- apa? Tikus?" Suara Angga seketika menggeletar.Padahal, beberapa saat yang lalu mereka makan sangat asyik dan lahap, tapi karena salah seorang membuang tikus tepat di depan mata mereka, mereka yang sedang menikmati makanan pun segera memuntahkan sajian tersebut dengan jijik."Woeekkk! Woeekkk! Aku udah nggak mau makan lagi di sini. Ugh!
Suara tabrakan yang keras, membuat Angga menoleh ke belakang secara spontanitas. Seketika dia terkejut melihat perempuan yang sedari tadi mengejarnya itu sudah tertabrak mobil. Kepala Nira mengeluarkan darah yang sangat banyak akibat terantuk trotoar jalan. Badan perempuan itu tidak bergerak membuat Angga panik."Astaga! Nira!"Mata lelaki itu melihat mobil yang sudah menabrak Nira mulai menjauh, dia dengan cepat mengetuk pintu kaca mobil itu agar bertanggung jawab dan membantu dirinya untuk membawa Nira ke rumah sakit."Woi! Buka! Buka kacanya! Cepat turun!"Akan tetapi, hasilnya nihil. Mobil itu tidak berhenti dan malah melaju dengan kencang. Hal itu mampu membuat Angga terjatuh karena mobil yang tiba-tiba mengebut. "ARGHHH!" Angga mengacak rambutnya frustrasi. Dia berdiri dan berjalan ke arah Nira yang sudah tergeletak tak berdaya dengan menjerit-jerit tak karuan."NIRA! BANGUN, NIRA!" pekik Angga.Bahkan lelaki itu tak peduli dengan dirinya yang sudah berantakan dan dikelilingi o
Keesokan harinya, Angga kembali berjualan seperti biasa. Walaupun dirinya harus pulang ke rumah sampai larut malam, karena takut berpapasan dengan mereka yang menjaga di tempat baksonya, tapi itulah yang harus dilakukan oleh dia agar mereka tidak berjumpa.Angga sadar, bahwa mungkin saja masalah yang hadir atas dasar iri hati itu tidak akan berakhir begitu saja, akan tetapi di sisi lain, dia yakin bahwa sesuatu yang dia lakukan dengan niat baik pasti akan mendatangkan hal baik pula.Angga pun terlihat sedang merapikan dagangannya dan bersiap untuk segera menjual bakso-baksonya.Hari itu, terlihat damai. Angga yang saat itu harap-harap cemas takut dicelakakan malah tidak mendapatkan halangan sama sekali.Dirinya bahkan mendapatkan lumayan banyak pelanggan baru yang ternyata datang karena ajakan dari teman mereka yang terlebih dahulu mencicipi bakso buatan Angga.Angga merasa senang, karena dengan begitu, baksonya memiliki reputasi baik sehingga terus direkomendasikan satu orang pada te
Angga yang tentu saja tidak terima diperlakukan seperti itu sontak menyeimbangkan posisi tubuh dan langsung bertanya."Aduh, kenapa bapak sama ibu kok kayak gini, sih? Kenapa malah kasar banget sama saya?""Kita langsung aja, yah. Soalnya, kamu itu udah jualan di sini. Padahal kamu kan pasti tahu kalau kita tuh udah jualan duluan di sini. Kamu pasti sengaja ya supaya orang-orang lain pada nggak beli di kita dan semuanya malah lari beli sama kamu!"Mereka menuduh yang tidak-tidak pada Angga. Angga sangat tidak senang mendengar hal itu. Namun di lain sisi, dia sudah memprediksi, bahwa hal seperti itu mungkin saja terjadi, karena tatapan mereka berdua sama sekali tidak menyenangkan saat menatap dirinya dari kejauhan tadi siang.Angga kembali berdalih dengan mantap. "Bu, Pak, rezeki itu kan udah ada yang ngatur. Kenapa ibu sama bapak harus labrak saya kayak gini. Padahal, di sini sama-sama buat nyari, loh. Saya juga nggak tahu, tuh, bapak dan ibu jualan di sini. Soalnya nggak ada tanda-ta
Angga tengah menyiapkan pesanan beberapa orang saat itu. Tiba-tiba saja, rasa merinding yang tak bisa dijelaskan oleh kata-kata mulai menghampiri dirinya."Kenapa, ya?" Tak lama kemudian, Angga yang baru saja menerima uang dari bakso yang dia jual, malah membulatkan kelopak matanya dengan sempurna."Astaga! D-dia..."Itu adalah tatapan menakutkan ketika ia melihat wanita yang sangat tidak ingin ia temui.Ya, Angga terlebih dahulu melihat Nira yang saat itu hendak masuk dan membeli baksonya.Padahal dia sudah setengah mati menjauh dan berusaha untuk menyembunyikan diri dari wanita itu, akan tetapi pada saat yang sama dia malah secara kebetulan bertemu dengannya lagi.Sial!Angga sungguh tidak menyangka, bahwa mimpi buruk yang kemarin hinggap, kini malah menjadi kenyataan."G-gimana? Mimpinya bener-bener jadi nyata. Gak! GAK! Aku sudah nggak mau ketemu Nira lagi."Angga tak perlu berpikir panjang lagi. Pria itu sontak saja langsung lari meninggalkan dagangannya begitu saja, bahkan tanp
Nira begitu bahagia saat dia berhasil menemukan pria ke-6. Sebenarnya dia tidak bermaksud untuk jahat, hanya saja Nira ingin hidup tetap didampingi oleh sosok suami. Penyakit klamidia yang dia miliki memang sulit sekali sembuh meski telah berobat ke sana-sini. Dia juga tidak tahu kenapa bisa tertular seperti itu. Yang dia tahu, dia mengidap penyakit tersebut saat menyelesaikan hubungan ibadah dengan suami pertamanya.Nira bahagia saat Angga hadir di hidupnya. Nahas! Rumah tangganya dengan pria itu tidak lama, karena ternyata diam-diam ibunya mengirim surat kepada seorang tetangga yang pada akhirnya disampaikan kepada Angga. Ibunya membocorkan rahasia besar tentang Nira karena perempuan bernama Nuri tersebut tidak mau ada korban selanjutnya.Nira berusaha mencari-cari Angga setelah pria itu pergi. Hingga dengan sangat kebetulan dia menemukan laki-laki yang kemarin mentalaknya hendak naik angkutan umum. Nira senang sekali. Meski pada akhirnya sosok itu kembali menghilang karena takut de
Kehidupan baru Angga pun terasa begitu berarti. Pria yang sudah memutuskan Istiqomah dan melakukan kewajiban pada yang Maha Pencipta itu, kembali melaksanakan sholat sesuai jadwalnya.Subuh, Dzuhur, ashar, dan seterusnya. Angga melakukan sholat dan terus memohon sambil mengangkat tangannya ke atas."Ya Allah, tolong ampunin semua dosa-dosa hamba yang sudah hamba perbuat selama ini. Hiks, hiks... Aku ... Aku bener-bener nggak tahu lagi harus gimana, ya Allah. Hanya Engkaulah satu-satunya yang bisa menjernihkan pikiran ini, juga menghapus semua dosa yang telah aku lakukan. Tolong ya Allah, tolong bimbing hambaMu ini."Setiap saat, do'a yang selalu keluar dari mulut Angga selalu sama. Dia memohon agar diberikan kemudahan dalam berbuat baik. Karena dirinya saat itu sudah berjanji bahwa dia akan menjadi orang yang lebih baik lagi daripada sebelumnya. Makanya, dalam setiap langkahnya harus berada dalam bimbingan dan juga arahan Yang Maha Kuasa.Kesesatan semu yang saat itu pernah dia lalui,
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.