"Siapa pria yang sudah menidurimu, Amora?" Amora Lysander tertunduk dalam. Ia masih menutup rapat mulutnya dan enggan menjawab pertanyaan itu. Terlihat jelas tatapan penghinaan yang tertuju padanya. Amora tidak pernah menyangka akan menghancurkan kebahagiaan yang sedang menantinya. Di malam pesta pelepasan status lajangnya, Amora yang sedang mabuk, bertemu dengan seorang pria yang baru saja menghabisi nyawa seseorang di depan matanya. Amora mengira nyawanya juga akan melayang malam itu, tetapi sebuah tindakan tak terduga terjadi dan membuatnya terbebas dari ancaman yang berbahaya tersebut. Amora menyerahkan kesuciannya kepada pria yang dikiranya seorang pembunuh berdarah dingin karena pengaruh minuman keras yang diminumnya. Ia tidak tahu jika telah disiasati oleh orang terdekatnya. Amora juga tidak pernah tahu jika pria yang telah menghabiskan malam bersamanya itu adalah Regis Lorenzo, seorang penguasa yang paling ditakuti di dunia mafia! Bagaimana nasib pernikahan Amora ketika sang calon suami, Chris Walden memergokinya? Apa yang akan dilakukan Regis terhadap Amora setelah wanita itu meninggalkannya tanpa pesan apa pun? Bagaimana dengan Amora sendiri ketika mengetahui bahwa ternyata ia mengandung janin dari pria yang tidak diketahui identitasnya tersebut? Follow instagramku @alicelin08 dan akun penulis ini ya kak. Terima kasih.
View MoreAkhirnya puncak acara pun dimulai. Para tamu diminta untuk menghampiri area ruang keluarga. Terlihat sosok Diego dan Liliana yang telah berada di tengah ruangan dengan sebuah kue berukuran cukup besar yang telah diletakkan di atas meja bundar di hadapan mereka.Melihat kehadiran Nyonya Tua Lorenzo, para tamu pun memberikan jalan untuknya dan wanita tua itu pun berdiri di antara putra dan menantunya.“Kalian juga kemarilah,” ajak Liliana seraya melambaikan tangannya kepada Regis maupun Amora.Regis pun mendorong kursi roda istrinya dan melangkah bersama Rayden. Mereka pun berdiri di samping Liliana.“Terima kasih atas kehadiran kalian malam ini,” ucap Nyonya Tua Lorenzo kepada para tamu yang hadir. Ia memimpin pembukaan acara tersebut dengan doa bersama.Setelah selesai mengucapkan syukur atas kebersamaan mereka di acara tersebut, Nyonya Tua Lorenzo kembali berkata, “Saya sangat senang bisa melihat kalian berkumpul lagi di sini dalam keadaan sehat dan bahagia. Sudah cukup lama kita ti
"Suamiku, kenapa ayah kita begitu lama ya di dalam ruangan? Aku takut terjadi sesuatu di antara mereka," ujar Amora. Wanita itu pun mulai bertanya kepada suaminya. Kekhawatiran sudah terlukis di wajahnya. Bagaimana tidak? Sudah satu jam lebih Diego maupun Alejandro tidak kelihatan batang hidungnya. Padahal sudah banyak para tamu menunggu untuk memulai puncak acara, tetapi kedua pria paruh baya itu tidak kunjung keluar. Regis tertegun. Dia juga memiliki pemikiran yang sama dengan istrinya. "Amora benar, Regis." Nyonya Tua Lorenzo juga ikut menimpali. "Coba kamu pergi periksa keadaan mereka," imbuh wanita tua itu. "Baiklah, Nek," sahut Regis. Ketika Regis hendak beranjak dari tempat duduknya, Amora langsung mencekal lengannya dan berkata, "Aku juga mau ikut." Regis pun mengangguk dan akhirnya mendorong kursi roda yang diduduki istrinya itu. Mereka pun melangkah menuju ke ruang kerja Diego Lorenzo. Di sana mereka melihat Pablo yang masih berdiri di luar ruangan. Pria itu menjaga
“Aku melakukan semua ini demi Putriku. Aku tidak ingin menambah penyesalan yang lain di akhir hayatku nanti, Diego,” ujar Alejandro. “Jadi kamu ingin berperan menjadi ayah yang baik?” selidik Diego dengan tersenyum remeh. Alejandro pun memberikan anggukan kecil. “Bukan hanya putriku, tapi putramu juga memberikan banyak kontribusi atas perubahanku, Diego,” terangnya. Wajah Diego tampak menggelap. “Apa yang sudah kamu lakukan terhadap Regis sampai dia begitu mempercayaimu, Alejandro?” geramnya. Diego tahu jika sebenarnya Regis memperlakukan Alejandro karena pria itu adalah besannya saja, tetapi ia tetap saja merasa kesal melihat keberpihakan putranya terhadap musuhnya tersebut. “Aku tidak melakukan apa pun, Diego. Daripada bertanya padaku, sebaiknya kamu bertanya kepada dirimu sendiri,” timpal Alejandro seraya tersenyum sinis. Diego sangat tidak suka dengan kesombongan yang diberikan oleh Alejandro kepadanya. Ia merasa Alejandro sengaja
Sementara itu di dalam ruang kerja Diego, dua pria paruh baya tengah berdiri dan saling memandang dengan sengit. Tidak ada satu orang pun yang memulai pembicaraan. Pablo yang berada di dalam ruangan juga merasa sangat khawatir akan terjadi sesuatu hal di antara majikannya dengan Alejandro. Akhirnya Alejandro mengakhiri ketegangan tersebut dengan satu kata, “Maaf.” Diego tersentak. Begitu juga dengan Pablo. Sudut bibir Diego pun terangkat sinis. “Aku baru tahu kalau kamu punya bakat untuk bercanda, Alejandro,” cibirnya. Namun, ayah kandung Amora tersebut menunjukkan wajah yang sangat serius. Pria itu kembali berkata, “Aku tahu kalau kamu tidak percaya. Tapi, aku datang ke sini adalah untuk menyelesaikan dendam masa lalu kita.” ‘Sudah kuduga kalau dia tetap tidak akan membiarkanku begitu saja,’ batin Diego seraya tersenyum miris. Ia pun mengisyaratkan Pablo untuk keluar dari ruangan itu. “Tapi, Tuan Besar ….” Kekhawatiran terlih
“Ternyata ada orang tidak tahu malu yang datang tanpa undangan.”Sindiran pedas yang diucapkan oleh Diego tidak membuat Alejandro tersinggung sedikit pun. Mantan pemimpin Golden Snake itu hanya tersenyum."Bukankah kedatangan saya dapat memeriahkan acara ini? Seharusnya kamu senang, Diego. Berterimakasihlah kepadaku,” balas Alejandro dengan santai.Namun, wajah Diego berubah sedikit nanar. Ia tidak tahu apa yang sebenarnya diinginkan oleh Alejandro hingga datang kediamannya ini.“Beraninya kamu datang sendiri ke tempat ini, Alejandro. Apa kamu tidak takut kalau kamu tidak akan bisa keluar dari sini hidup-hidup?” sindir Diego lagi.Alejandro pun tersenyum smirk. “Kamu pikir aku datang ke sini tanpa persiapan?” timpalnya. Tidak sedikitpun rasa takut ditunjukkan oleh Alejandro kepada rivalnya tersebut.Perdebatan sengit itu akhirnya disela oleh Regis. Ia tidak ingin terjadi kesalahpahaman lagi di antara kedua belah pihak.“Ayah, saya yang sudah mengundang Tuan Besar Volker ke acara ini,
“Seperti apa kriteria wanita yang disukai oleh Tuan Muda Ritter? Mungkin saya bisa ikut membantu mengenalkannya,” ucap Regis yang membuat perhatian Amora beralih padanya.“Sepertinya kamu punya banyak kenalan wanita, Suamiku,” cibir Amora dengan wajah yang tampak kesal.Regis tersenyum. Ia tidak menjawab dan menyampirkan mantel panjangnya pada pundak Amora dan berkata, “Pakailah mantelnya. Suhu ruangannya sudah semakin dingin.”Amora mengerutkan bibirnya dengan kesal, tetapi ia tetap menerima mantel tersebut dan mengenakannya dengan bantuan Regis.Noel tahu jika Regis sengaja mendatangi mereka karena sudah merasa panas melihat kedekatannya dengan Amora. Tadi Noel juga jelas melihat Regis yang beberapa kali tertangkap sedang memperhatikan mereka dari kejauhan dan ia tahu sepupunya itu telah terbakar oleh cemburu.Sikap kekanakan yang ditunjukkan Regis tampak lucu di matanya. Namun, Noel ikut merasa senang melihat kepedulian dan perhatian kecil yang diberikan Regis kepada Amora.Walaupu
“Noel?” Wajah Amora tampak berseri-seri melihat sosok pria yang sudah cukup lama tidak ditemuinya itu. Noel Ritter terlihat sangat tampan meskipun hanya mengenakan kemeja putih polos yang dipadukan dengan cardigan hitam dan celana chino berwarna gelap. Pria itu membalas senyuman Amora dengan sinar mata yang tampak teduh. Amora pun membentangkan kedua tangannya sebagai isyarat untuk memeluk pria itu. Karena Amora tidak bisa berdiri, Noel pun membungkukkan tubuhnya untuk menyambut pelukannya selama tiga detik, lalu melepaskannya. Jika bisa, ia ingin memeluk wanita itu lebih lama. Akan tetapi, tatapan tajam yang dilayangkan Regis dari kejauhan membuat Noel terpaksa melepaskan pelukannya. "Ada apa?" tanya Amora dengan bingung saat ia melihat Noel malah tertawa. Pria itu menggeleng dan menjawab, "Tidak apa-apa. Suamimu tidak berubah sedikit pun. Masih saja mencurigaiku." Amora pun menoleh kepada Regis dan melihat pria itu melemparkan senyum padanya. "Dia biasa saja kok," cetusnya. "
“Dia mirip sekali dengan Regis. Saya jadi ingat waktu Regis masih kecil,” celetuk salah seorang wanita yang merupakan sepupu dari Diego saat memperhatikan wajah Rayden. Beberapa orang yang lain juga ikut menimpali dan mereka pun mengerumuni Rayden untuk memastikan mata mereka. Namun, Liliana langsung menghalau mereka dan berkata, “Kasihan cucuku kalau kalian begini. Nanti dia malah trauma mau datang lagi.” Amora tersenyum kecil melihat pembelaan dan perlindungan yang dilakukan oleh ibu mertuanya itu. Ia kembali menoleh kepada suaminya dan berkata, “Sayang, hadiahnya.” Regis pun mengangguk, kemudian menoleh kepada Albert yang berdiri jauh di belakangnya dan mengisyaratkannya untuk mendekat. Pandangan Regis beralih kepada ayahnya dan berkata, “Ayah, Amora juga membawakan hadiah untukmu.” Albert pun menyerahkan sebuah kotak yang tertutup kain merah di hadapan Regis, lalu tuan mudanya itu pun menarik kain tersebut. Sebuah patung ukiran naga berwar
Minggu yang ditunggu akhirnya tiba. Suasana di kediaman keluarga Lorenzo terlihat sangat meriah. Beberapa tamu dari keluarga terdekat hadir untuk merayakan hari ulang tahun Diego Lorenzo. Acara tersebut diadakan secara tertutup tanpa mengundang orang selain keluarga dan sahabat dekat. Amora baru saja tiba di kediaman megah tersebut. Hari ini adalah pertama kalinya Amora keluar dari penthouse setelah selama beberapa hari mendekam saja di tempat tinggalnya itu. Tentu saja ia datang bersama suami dan putranya, serta Albert yang mengemudikan mobil mereka yang saat ini sedang mengantri masuk ke halaman kediaman Lorenzo tersebut. “Apa penampilanku seperti ini tidak terlihat buruk?” tanya Amora dengan cemas. Ia kembali mematut wajahnya melalui kamera ponselnya untuk ke sekian kalinya hari ini. “Sayang, kamu sudah sangat cantik,” jawab Regis dengan penuh keyakinan. Namun, Amora masih belum puas dengan jawaban tersebut. Ia tahu jika wajahnya masih terlihat pucat meskipun ia sudah memoles
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.